Rabu, 16 September 2015

Desember singkat di Ubrub



            Awal bulan ini tidak seperti biasanya sekolah terlihat lebih ramai dari hari-hari sebelumnya. Hal ini disebabkan karena guru-guru yang sudah dua bulan lebih berada di kota kembali naik ke Ubrub dan seminggu pertama bulan ini dijadikan sebagai minggu pemantapan untuk menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS) 1 yang rencananya akan diselenggarakan di minggu kedua bulan Desember 2014. Jadi selama seminggu pertama bulan ini semua siswa diwajibkan untuk berangkat sekolah tanpa pengecualian karena guru-guru yang baru naik dari kota akan menjejali otak murid-murid dengan materi-materi yang akan diujikan. Hal ini tentu sangat disayangkan karena dari pengalaman saya mengajar di kelas VI selama kurang lebih 3 bulan pun materi yang saya ajarkan tidak terlalu banyak karena kemampuan daya tangkap dan kerja logika dari siswa yang masih sangat kurang baik. Keadaan yang demikian memaksa saya untuk mengulang-ulang materi yang sama terutama dalam hal baca tulis hitung (calistung).serta budi pekerti. Saya yang hanya berperan relawan guru di sekolah tersebut pun hanya bisa mempertahankan kelas yang saya ajar agar tidak diracuni oleh guru-guru yang buta kondisi kemampuan siswanya. Karena guru-guru yang baru naik dari kota ini biasanya mengajarkan materi yang sama persis dengan materi yang tercantum dalam buku paket. Padahal kemampuan siswanya belum tentu menguasai materi tersebut karena materi dasarnya saja banyak siswa yang belum lancar bahkan tidak bisa sama sekali. Jadi bagaimana siswa mampu mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan menguasainya bisa dibilang akan sulit tercapai jika guru-guru lokal tersebut masih menerapkan sistem yang demikian.


Gambar. Kepala Sekolah dan para Dewan Guru sedang mengumunkan akan dilaksanakannya Ujian Semester Ganjil kepada para siswa SD YPPK Ubrub

            Pekan pertama bulan Desember ini yang ditetapkan oleh kepala sekolah sebagai minggu pemantapan materi saya gunakan hanya untuk mengulas kembali materi yang pernah saya ajarkan selama tiga bulan ini dan bagi saya bukan merupakan pekan yang begitu penting. Karena bagi saya hasil belajar siswa bukan hanya dilihat dari nilai ujian saja namun yang paling terpenting adalah nilai yang ada selama proses pembelajaran berlangsung. Karena hakikat pendidikan yang terpenting terletak pada bagaimana proses siswa dalam belajar dan bukan semata-mata melihat bagaimana hasil dari ujian mereka. Karena sesungguhnya pendidikan itu adalah bagaimana mengarahkan manusia dari yang sebelumnya tidak baik menjadi baik atau dari yang sebelumnya tidak tahu sehingga akhirnya menjadi tahu, bukannya merubah manusia menghalalkan segala cara demi mendapatkan sebuah nilai bagus.

Gambar. Saya sedang mengajari salah satu murid kelas VI (Melkias Tuu) tentang cara mengerjakan soal hitung campuran


            Akhirnya yang dinanti-nati pun tiba, Ujian Akhir Semester (UAS) 1 bagi siswa-siswi SD YPPK Ubrub pun dimulai hari Senin tanggal 8 Desember 2014. Walaupun pelaksanaan UAS 1 di Ubrub bisa dibilang paling terakhir dari sekolah lain di lingkup kabupaten Keerom, namun tidak menyurutkan semangat anak-anak untuk tetap mengikuti ujian. Namun ada hal yang mengganjal di hari pertama pelaksanaan UAS 1 kali ini, yaitu hadirnya murid siluman yang ikut dalam ujian. Ia adalah murid kelas VI bernama Sior yang tidak pernah berangkat sekolah selama satu semester ini dan tiba-tiba hadir di dalam kelas mengikuti ujian setelah mendapatkan ijin dari guru lokal setempat. Saya sendiri yang notabene guru kelas VI sebenarnya merasa keberatan dengan diijinkannya Sior mengikuti UAS 1 tanpa pernah berangkat sebelumnya. Tapi apa daya, saya yang hanya menjadi relawan guru disini pun tidak bisa berbuat banyak untuk melarangnya karena keputusan itu hanya bisa diambil oleh pihak sekolah. UAS 1 pun berjalan cukup lancar dengan sedikit kendala misalnya banyak siswa yang tidak berangkat pada hari keempat pelaksanaan UAS 1 karena hujan turun cukup lebat malam sebelumnya sehingga menyebabkan Kali Em banjir sehingga menyulitkan siswa yang tinggal di Kampung Ujung Lapangan. Namun keadaan demikian bisa saya atasi dengan mengadakan ujian susulan di hari Jumat dan Sabtu.

Gambar. Perjuangan anak-anak untuk mengikuti Ujian Semester Ganjil

Gambar. Pelaksanaan Ujian Semester Ganjil di SD YPPK Ubrub

            Setelah merekap semua nilai siswa kelas VI dan menyerahkannya kepada wali kelas VI yaitu Ibu Devota, akhirnya tugas saya di semester ini sudah selesai. Masalah rekap nilai di buku rapor, Kepala Sekolah sedang mengusahakan pengadaan buku rapor baru karena rapor siswa banyak yang hilang dan memiliki banyak versi sehingga perlu disamakan. Karena tugas saya telah selesai, maka dari itu saya bisa turun kota untuk menyusun dan mengirim laporan bulanan kepada pihak Pertamina Foundation tepat sehari seusai UAS 1 selesai yaitu pada hari Minggu tanggal 15 Desember 2014. Saya beserta dua rekan RGSB lainnya yaitu Anggi dan Azis berangkat menggunakan mobil sewaan yang telah dipesan Kepala Sekolah sehari sebelumnya. Kami meluncur dari Ubrub usai ibadah hari Minggu di gereja sekitar pukul 11:00 WIT dan setelah melewati perjalanan yang cukup melelahkan akhirnya kami tiba di Kota Jayapura sekitar pukul 18:00 WIT. Rekan-rekan RGSB yang bertugas di Keerom telah sepakat bahwa libur semester ini akan mengontrak rumah ataupun indekost. Dan akhirnya kami sepakat untuk indekost di daerah Dok 5 Atas Kota Jayapura karena merupakan milik saudara dari rekan RGSB Azis, dengan harga sewa Rp 250.000,- / orang sudah termasuk listrik dan air.
            Namun saya dan rekan RGSB Anggi hanya 3 hari saja di Kota Jayapura. MENGAPA saya dan RGSB Anggi hanya 3 hari di Kota Jayapura? Ingin tahu kisah selanjutnya? Tunggu kisah berikutnya tentang perjalanan saya mengunjungi “The Most Wanted Place on Indonesia”....



Papua, Desember 2014




Bagus Dwi Minarno

Tidak ada komentar:

Posting Komentar