Awal
bulan ini tidak seperti biasanya sekolah terlihat lebih ramai dari hari-hari
sebelumnya. Hal ini disebabkan karena guru-guru yang sudah dua bulan lebih
berada di kota kembali naik ke Ubrub dan seminggu pertama bulan ini dijadikan
sebagai minggu pemantapan untuk menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS) 1 yang
rencananya akan diselenggarakan di minggu kedua bulan Desember 2014. Jadi
selama seminggu pertama bulan ini semua siswa diwajibkan untuk berangkat
sekolah tanpa pengecualian karena guru-guru yang baru naik dari kota akan menjejali otak murid-murid dengan
materi-materi yang akan diujikan. Hal ini tentu sangat disayangkan karena dari
pengalaman saya mengajar di kelas VI selama kurang lebih 3 bulan pun materi
yang saya ajarkan tidak terlalu banyak karena kemampuan daya tangkap dan kerja
logika dari siswa yang masih sangat kurang baik. Keadaan yang demikian memaksa
saya untuk mengulang-ulang materi yang sama terutama dalam hal baca tulis
hitung (calistung).serta budi pekerti. Saya yang hanya berperan relawan guru di
sekolah tersebut pun hanya bisa mempertahankan kelas yang saya ajar agar tidak diracuni oleh guru-guru yang buta
kondisi kemampuan siswanya. Karena guru-guru yang baru naik dari kota ini
biasanya mengajarkan materi yang sama persis dengan materi yang tercantum dalam
buku paket. Padahal kemampuan siswanya belum tentu menguasai materi tersebut karena
materi dasarnya saja banyak siswa yang belum lancar bahkan tidak bisa sama
sekali. Jadi bagaimana siswa mampu mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan
menguasainya bisa dibilang akan sulit tercapai jika guru-guru lokal tersebut
masih menerapkan sistem yang demikian.
Gambar. Kepala Sekolah dan para Dewan Guru sedang mengumunkan akan dilaksanakannya Ujian Semester Ganjil kepada para siswa SD YPPK Ubrub
Pekan
pertama bulan Desember ini yang ditetapkan oleh kepala sekolah sebagai minggu
pemantapan materi saya gunakan hanya untuk mengulas kembali materi yang pernah
saya ajarkan selama tiga bulan ini dan bagi saya bukan merupakan pekan yang begitu
penting. Karena bagi saya hasil belajar siswa bukan hanya dilihat dari nilai
ujian saja namun yang paling terpenting adalah nilai yang ada selama proses
pembelajaran berlangsung. Karena hakikat pendidikan yang terpenting terletak
pada bagaimana proses siswa dalam belajar dan bukan semata-mata melihat
bagaimana hasil dari ujian mereka. Karena sesungguhnya pendidikan itu adalah
bagaimana mengarahkan manusia dari yang sebelumnya tidak baik menjadi baik atau
dari yang sebelumnya tidak tahu sehingga akhirnya menjadi tahu, bukannya
merubah manusia menghalalkan segala cara demi mendapatkan sebuah nilai bagus.
Gambar. Saya sedang mengajari salah satu murid kelas VI (Melkias Tuu) tentang cara mengerjakan soal hitung campuran
Akhirnya
yang dinanti-nati pun tiba, Ujian Akhir Semester (UAS) 1 bagi siswa-siswi SD
YPPK Ubrub pun dimulai hari Senin tanggal 8 Desember 2014. Walaupun pelaksanaan
UAS 1 di Ubrub bisa dibilang paling terakhir dari sekolah lain di lingkup
kabupaten Keerom, namun tidak menyurutkan semangat anak-anak untuk tetap
mengikuti ujian. Namun ada hal yang mengganjal di hari pertama pelaksanaan UAS
1 kali ini, yaitu hadirnya murid siluman
yang ikut dalam ujian. Ia adalah murid kelas VI bernama Sior yang tidak pernah
berangkat sekolah selama satu semester ini dan tiba-tiba hadir di dalam kelas
mengikuti ujian setelah mendapatkan ijin dari guru lokal setempat. Saya sendiri
yang notabene guru kelas VI sebenarnya merasa keberatan dengan diijinkannya
Sior mengikuti UAS 1 tanpa pernah berangkat sebelumnya. Tapi apa daya, saya
yang hanya menjadi relawan guru disini pun tidak bisa berbuat banyak untuk
melarangnya karena keputusan itu hanya bisa diambil oleh pihak sekolah. UAS 1
pun berjalan cukup lancar dengan sedikit kendala misalnya banyak siswa yang
tidak berangkat pada hari keempat pelaksanaan UAS 1 karena hujan turun cukup
lebat malam sebelumnya sehingga menyebabkan Kali Em banjir sehingga menyulitkan
siswa yang tinggal di Kampung Ujung Lapangan. Namun keadaan demikian bisa saya
atasi dengan mengadakan ujian susulan di hari Jumat dan Sabtu.
Gambar. Perjuangan anak-anak untuk mengikuti Ujian Semester Ganjil
Gambar. Pelaksanaan Ujian Semester Ganjil di SD YPPK Ubrub
Setelah
merekap semua nilai siswa kelas VI dan menyerahkannya kepada wali kelas VI
yaitu Ibu Devota, akhirnya tugas saya di semester ini sudah selesai. Masalah
rekap nilai di buku rapor, Kepala Sekolah sedang mengusahakan pengadaan buku
rapor baru karena rapor siswa banyak yang hilang dan memiliki banyak versi
sehingga perlu disamakan. Karena tugas saya telah selesai, maka dari itu saya
bisa turun kota untuk menyusun dan mengirim laporan bulanan kepada pihak
Pertamina Foundation tepat sehari seusai UAS 1 selesai yaitu pada hari Minggu
tanggal 15 Desember 2014. Saya beserta dua rekan RGSB lainnya yaitu Anggi dan
Azis berangkat menggunakan mobil sewaan yang telah dipesan Kepala Sekolah
sehari sebelumnya. Kami meluncur dari Ubrub usai ibadah hari Minggu di gereja
sekitar pukul 11:00 WIT dan setelah melewati perjalanan yang cukup melelahkan akhirnya
kami tiba di Kota Jayapura sekitar pukul 18:00 WIT. Rekan-rekan RGSB yang
bertugas di Keerom telah sepakat bahwa libur semester ini akan mengontrak rumah
ataupun indekost. Dan akhirnya kami sepakat untuk indekost di daerah Dok 5 Atas
Kota Jayapura karena merupakan milik saudara dari rekan RGSB Azis, dengan harga
sewa Rp 250.000,- / orang sudah termasuk listrik dan air.
Namun saya dan rekan RGSB Anggi hanya 3 hari saja di Kota
Jayapura. MENGAPA saya dan RGSB Anggi hanya 3 hari di Kota Jayapura? Ingin tahu
kisah selanjutnya? Tunggu kisah berikutnya tentang perjalanan saya mengunjungi “The Most Wanted Place on Indonesia”....
Papua, Desember 2014
Bagus Dwi Minarno
Tidak ada komentar:
Posting Komentar